Makasih buat: Tuhan | Tanah Borneo | Kota Malang | Tanah Sintang |Bumi Puyang Gana | Kampus Tercinta | Anggi & Laras | Para Pembaca

jasa pembuatan blog. per blog kami memberikan harga spesial hanya Rp.250.000 Hub kami di HP 0813 4933 1313

Miki Hermanto. Powered by Blogger.
Widget by Katakan-Hey
Widget by Katakan-Hey
English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
JANGAN LUPA MENGISI JAWAB POLLING YANG KAMI SEDIAKAN DI SAMPING KIRI BLOG.. INI TERIMA KASIH

Timbangan Beras Dipermainkan Pedagang

Monday 16 February 2015

Harga beras medium yang paling banyak dikonsumsi masyarakat, misalnya naik di kisaran Rp10.000 per kg, dan beras premium di kisaran Rp12.000 per kg. (Sumber)
namun ironisnya dengan apa yang terjadi di desa  Mentunai Kec.Kayan Hilir kabupaten sintang (Kalimantan Barat), ketika penulis berada disana pada hari minggu tanggal 15 Februari 2015 tidak seperti apa yang di jelaska atas. ketika seorang bapak yang tidak akan saya sebutkan namanya membeli beras sebanyak satu karung, menurut prediksi saya sekitar 10kg isi seharusnya dipasar. namun kenyataanya isi sebenar sekitar 7kg. dan harganya Rp.170.000. itu arti per kg beras berkisar antara Rp.24.000.kg harga beras tidak dinaikan namun tibangannya yang dikurangi itu merupakan inisiatif yang jenius bagi para penipu ulung. struktur jahitan pada karung beras juga sudah diganti sehingga ada dua jahitan jadinya. ketika saya tanyakan kebeberapa tetangga apakah di toko kelontong yang menjual beras tersebut memiliki penjahit karung goni ternyata memang benar ada. sayang sampai saat ini belum ada operasi pasar dari dinas terkait dalam menyikapi kenaikan harga barang yang tak kunjung turun. jika praktek semacam ini terus dibiarkan maka masyarakat kecil yang menjadi tumbal kecurang tersebut


Dagin Celeng atau babi hutan

Thursday 12 February 2015


saat ini lagi marak-maraknya peredaran daging celeng atau babi hutan berbagai media massa dengan senternya menyiarkan pemberitaannya. pihak kepolisian dan warga juga saling bahu membahu dalam mengantisipasi peredaran dan pengoplosan daging celeng yang paling banyak di campur dengan bakso. hal ini membuat resah bagi pembeli dan pedang bakso yang beragama muslim. yang paling dirugikan adalah para pedang bakso dan pedangan daging sapi karna pembeli enggan untuk mengkonsumi bakso yang sebenarnya murni terbuat dari dangin sapi atau daging ayam. peredaran daging celeng benar-benar dalam skala yang besar terutama yang didatangkan dari pulau sumatra mengingat disana masih banyak hidup babi hutan. sebenarnya penjualan daging celeng ini tidak bermasah jika menjualnya dengan benar dan kepada pembeli yang benar.karena warga non muslim boleh mengkonsumsi daging celeng atau babi hutan ini,  ada baiknya penjual danging celeng atau babi hutan ini hanya kepada warga non muslim saja dan areanya harus memisahkan diri jangan ditempat-tempat yang ada warga muslim, sebagai contoh di kalimantan barat saat ini danging celeng ini sebenarnya harganya cukup bagus yaitu berkisar antara Rp.50.000 - Rp.80.000/kg danging celeng atau babi hutan yang sudah diawetkan dengan es. sebagaimana kita ketahui bersama di kalimantan barat di huni oleh bsebagai suku yaitu Dayak, Melayu, Cina, Jawa, sunda, Batak, Flores dan masih banyak lagi namun peredaran danging celeng tidak masalah di daerah ini karena penjual dangin celeng hanya memasarkan ke warga yang non muslim dan tidak melakukan pengoplosan murni di jual di warung Khas Masakan non muslim semisal Rumah Makan Dayak dengan di pasang gambar Babi hutan, atau Warung Chap Chai Babi. jadi jelas bagi pengunjung, sudah barang tentu warga muslim tidak akan masuk kesana. itu semua tidak lepas dari rasa toleransi warga yang terjalin dengan baik. menurut saya para penjual daging celeng yang dibawa dari pulau sumatra itu jangan di masukan kejakarta alangkah baiknya ke Kalimantan, NTT Papua, atau bali.mungkin biaya lebih besar namun itu lebih bijak.mengingat di daerah-daerah tersebut mulai kesulitan dalam mecari daging celeng atau babi hutan yang notabenenya liar karena terus diburu dan populasinya terus berkurang.