Makasih buat: Tuhan | Tanah Borneo | Kota Malang | Tanah Sintang |Bumi Puyang Gana | Kampus Tercinta | Anggi & Laras | Para Pembaca

jasa pembuatan blog. per blog kami memberikan harga spesial hanya Rp.250.000 Hub kami di HP 0813 4933 1313

Miki Hermanto. Powered by Blogger.
Widget by Katakan-Hey
Widget by Katakan-Hey
English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
JANGAN LUPA MENGISI JAWAB POLLING YANG KAMI SEDIAKAN DI SAMPING KIRI BLOG.. INI TERIMA KASIH

Demi Masa

Tuesday, 22 November 2016

walau habis waktuku untukmu
takkan pernah kau mengerti
walau bumi berhenti berputar
rasa ini tetap abadi
bintang saja tahu apa yang kurasa
malam pun berduka melihat deritaku
mentari enggan beranjak dari peraduan demi melihatku
ditemani malam..
harus bagaimana diri ini...
berapa banyak waktu yang harusku habiskan denganmu..
tidakkah kau mengerti.. seutuhnya hati ini telah untukmu
bintang saja melihat ditengah hari..
kalau aku merindumu sepanjang waktu..
angin disini saja merasa betapa jiwaku tersiksa tanpa kamu..
kasih...
jangan berpaling dari hati ini.. demi masa yang telah kita rangkai bersama
demi hati yang terlanjur bahagia..
demi nanti.. demi hari tua...
kasih...
jangan biarkan hatimu untuk yang lain..
jangan biarkan mimpimu bersama dia..
jangan singkirkan aku dari kenanganmu..
aku milikmu...
dan kau milikku..


Opini malam

Tuesday, 15 November 2016

malam adalah takdir pekat sang mentari.
murung nurani pencari damai dimuka bumi
lenyap sudah toleransi, di rumah ibu pertiwi.
telah rapuhkah biduk nusantara terkikis masa.
hai anak manusia, tanah ini milik kita.
udaranya masih terlalu sejuk untuk di kotori
tanah ini masih terlalu subur untuk ditanami
jangan kau sirami dengan darah murni
jangan kau biarkan ibu pertiwi terisak tangis di ujung senja
genggam tanganku wahai insan ku
wahai karib ku
wahai kau yang tak pernah ku ketahui.
ini rumah kita di tanah ini darah ibu kita menetes saat kau dan aku dilahirkan.
mengapa kita harus pergi karna ini rumah kita.
kita tuan bukan pengembara.
bukan sang kelana.
bukan musafir
bukan. bukan yang lain tetapi kita
jika hatimu masih gundah gulana
pejamkan sejenak matamu dan carilah makna.
kita sama diberi anugrah yang indah
lahir pada tanah yang tepat
waktu yang tepat
dengan orang-orang yang tepat
zaman yang tepat
semuanya tepat bukan ketepatan
bukan kebetulan.