Karyawan mengajukan
resign adalah hal yang wajar dalam dunia bisnis. Mereka bisa datang dan
pergi setiap saat. Akan tetapi, jika hal ini terjadi berulang-ulang kali
dalam tempo yang singkat, dan terjadi pada karyawan kunci Anda, maka
ada hal yang salah yang masih saja Anda lakukan. Anda harus segera
memperbaikinya. Karena, meskipun mereka datang dan pergi, karyawan
adalah aset yang paling berharga bagi bisnis Anda. Jadi, kenapa karyawan
resign?
Mereka merasa menerima pepesan kosong
Pekerjaan yang Anda tawarkan ternyata tidak sesuai dengan ekspektasi
mereka di awal mereka masuk ke bisnis Anda. Hal ini paling sering
dialami oleh pebisnis startup yang notabene harus mempekerjakan karyawan
mereka dengan cara serabutan, satu orang mengurus banyak hal. Maka, ada
baiknya di awal hari, Anda menegaskan apa-apa yang akan mereka kerjakan
sebelum Anda mengikat kontrak dengan mereka.
Mereka ingin lari dari perlakuan buruk
Kadang-kadang, muncul konflik dalam hubungan vertikal dan horisontal
karyawan dengan rekan kerja atau atasan mereka. Ketika Anda tidak mampu
segera memfasilitasi penyelesaian konflik ini, maka konflik yang mereka
hadapi akan meluas dan membuat mereka merasa terdzolimi / mendapat
perlakuan buruk. Biasanya hal ini ditandai dengan performa mereka yang
merosot tajam. Jika dibiarkan berlarut-larut, mereka akan pergi.
Ini Alasan Utama Karyawan Mengundurkan Diri [Studentpreneur]
Mereka merasa kekurangan kompensasi
Bahkan ketika Anda merasa sudah sangat adil, bagi beberapa orang,
keadilan Anda mungkin masih saja belum cukup. Sewaktu-waktu, mereka
mungkin menerima penawaran yang lebih baik. Hal ini wajar sekali. Ketika
menjalankan bisnis, Anda harus siap berkompetisi dengan kompetitor soal
sumber daya dan tenaga kerja. Terutama untuk posisi-posisi kunci yang
susah diisi. Disinilah pentingnya membangun loyalitas. Dan banyak orang
bilang, loyalitas tidak bisa terbeli. Itu benar sekali. Ada banyak hal
yang bisa Anda lakukan untuk membangun loyalitas karyawan Anda sekarang
juga, tanpa harus menawarkan iming-iming tambahan kompensasi.
Mereka merasa tidak dihargai
Karyawan berhenti ketika mereka tidak merasa spesial dan ketika
mereka merasa tidak mengerjakan sesuatu yang spesial. Setiap orang ingin
menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar. Sesuatu yang mengubah
dunia, dan suara mereka membawa dampak pada setiap kebijakan perusahaan
besar Anda. Maka, ada baiknya mulai sekarang Anda mengakui setiap hasil
kerja karyawan Anda. Bahkan dengan ucapan sesederhana ‘kerja bagus’ saja
mungkin sudah cukup.
Mereka kehilangan arah dalam bekerja
Kadang, karyawan Anda mengalami
loss komunikasi dengan atasan
mereka. Ketika atasan mereka tidak mampu mengatur, maka mereka akan
kehilangan arah. Kerja mereka jadi seenaknya. Lama-lama, mereka akan
merasa bahwa waktu mereka terbuang sia-sia. Saat itulah mereka resign.
Akan tetapi, berlaku pula sebaliknya. Mereka akan berontak ketika atasan
terlalu mengekang, bahkan memberi pekerjaan tanpa memperhatikan
kapasitas mereka. Memang, mengarahkan karyawan ke jalur yang benar bukan
hal yang mudah. Anda harus mengembangkan kemampuan tersendiri sebagai
pemimpin.
Mereka merasa pertumbuhan mereka stuck
Di dalam profesi mereka saat ini,
karyawan mencari peluang untuk bertumbuh dan maju. Apabila mereka
stuck, sementara lingkungan sekeliling mereka dan sahabat lama mereka,
terus bertumbuh dan mencetak prestasi, mereka akan mulai menyalahkan
pekerjaan mereka saat ini. Mereka merasa Anda kurang memberi mereka
kesempatan. Maka, Anda perlu merencanakan pengembangan karir mereka,
sehingga karyawan Anda mampu melihat ke masa depan dan menemukan bahwa
mereka masih punya banyak ruang untuk bertumbuh.