saat ini lagi marak-maraknya peredaran daging celeng atau babi hutan berbagai media massa dengan senternya menyiarkan pemberitaannya. pihak kepolisian dan warga juga saling bahu membahu dalam mengantisipasi peredaran dan pengoplosan daging celeng yang paling banyak di campur dengan bakso. hal ini membuat resah bagi pembeli dan pedang bakso yang beragama muslim. yang paling dirugikan adalah para pedang bakso dan pedangan daging sapi karna pembeli enggan untuk mengkonsumi bakso yang sebenarnya murni terbuat dari dangin sapi atau daging ayam. peredaran daging celeng benar-benar dalam skala yang besar terutama yang didatangkan dari pulau sumatra mengingat disana masih banyak hidup babi hutan. sebenarnya penjualan daging celeng ini tidak bermasah jika menjualnya dengan benar dan kepada pembeli yang benar.karena warga non muslim boleh mengkonsumsi daging celeng atau babi hutan ini, ada baiknya penjual danging celeng atau babi hutan ini hanya kepada warga non muslim saja dan areanya harus memisahkan diri jangan ditempat-tempat yang ada warga muslim, sebagai contoh di kalimantan barat saat ini danging celeng ini sebenarnya harganya cukup bagus yaitu berkisar antara Rp.50.000 - Rp.80.000/kg danging celeng atau babi hutan yang sudah diawetkan dengan es. sebagaimana kita ketahui bersama di kalimantan barat di huni oleh bsebagai suku yaitu Dayak, Melayu, Cina, Jawa, sunda, Batak, Flores dan masih banyak lagi namun peredaran danging celeng tidak masalah di daerah ini karena penjual dangin celeng hanya memasarkan ke warga yang non muslim dan tidak melakukan pengoplosan murni di jual di warung Khas Masakan non muslim semisal Rumah Makan Dayak dengan di pasang gambar Babi hutan, atau Warung Chap Chai Babi. jadi jelas bagi pengunjung, sudah barang tentu warga muslim tidak akan masuk kesana. itu semua tidak lepas dari rasa toleransi warga yang terjalin dengan baik. menurut saya para penjual daging celeng yang dibawa dari pulau sumatra itu jangan di masukan kejakarta alangkah baiknya ke Kalimantan, NTT Papua, atau bali.mungkin biaya lebih besar namun itu lebih bijak.mengingat di daerah-daerah tersebut mulai kesulitan dalam mecari daging celeng atau babi hutan yang notabenenya liar karena terus diburu dan populasinya terus berkurang.
1 comments :
benar banget itu boss
Post a Comment
Bagi anda yang ingin meninggalkan komentar dan tidak memiliki Akun, silahkan gunakankan Anonymous.
Anda boleh mengcopy sebagian atau seluruh isi blog ini dengan tetap mencantumkan alamat blog.
Terima kasih telah berkunjung
salam Hangat dari Admin Aneka Raga