KELOMPOK pencinta lingkungan hidup Universitas Tanjungpura menemukan suku Dayak terasing secara sporadis dan gua yang diduga tempat tinggal di kawasan Heart of Borneo, Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya. Lokasi penemuan di perbatasan Kalimantan Barat – Kalimantan Tengah, zona inti TNBBBR, pehuluan Desa Tumbang Keburai, Kecamatan Bukit Raya, Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah, pada ketinggian 800 – 1.000 meter dari permukaan laut.
Tim Sylva Untan dalam melakukan ekspedisi, didampingi petugas
TNBBBR, Dodi dan Genting. Mereka berpapasan di tengah hutan dengan beberapa orang komunitas Dayak Uud Sio.Ketua Tim Sylva Untan Harry Ramadani mengatakan, rombongan mendengar suara siulan melengking, kemudian Genting, petugas dari Taman Nasional Bukit Raya Bukit Baka, mengangkat kedua tangannya tinggi-tinggi. Tidak lama kemudian, ujar Harry, terlihat sejumlah orang lewat dengan berjalan kaki sangat cepat, sehingga tidak bisa dihitung berapa jumlahnya. Selang beberapa lama kemudian, ditemukan patahan kayu kecil setinggi leher, sebagai tanda suatu saat komunitas Dayak Uud Sio akan pulang lewat lokasi yang sama.
Tim Sylva Untan melakukan perjalanan selama tiga hari, 20 – 22 Februari 2011. Tim ini didampingi Zainudin Bari, dua warga lokal dari Balaban Ella, Desa Tumbang Keburai: Naro dan Sudin. Tim Sylva Untan tidak berani membuat dokumentasi foto dan video terhadap hasil penemuan karena berdasarkan legenda warga lokal, akan membahayakan keselamatan jiwa mereka.
“Gua kecil yang relative bersih dan patut diduga dijadikan tempat persinggahan Dayak Uud Sio selama dalam berburu binatang ditemukan di ketinggian 960 meter dari permukaan laut. Ketika malam hari, di seputar tenda kami masih berkali-kali mendengar ada suara orang lewat, dan sangat diyakini dua warga lokal penunjuk jalan, Naro dan Sudin, sebagai aktifitas orang Dayak Uud Sio,” kata Harry.
Ketua Pegiat Tradisi Kaharingan Provinsi Kalimantan Barat, Badjau Djambang, mengatakan, di dalam legenda Dayak Uud Danum, orang Dayak Uud Sio sengaja mengasingkan diri di hutan, sebagai bentuk hukuman kalah perang dengan warga yang bermukim menetap. Dayak Uud Sio, ujar Badjau, selalu menghindar kalau berpapasan dengan orang asing di dalam hutan, sebagai salah satu bentuk ketaatan terhadap sumpah kalah perang. Total areal pelestarian HoB mencapai 23.309.278 hektar, dengan cakupan wilayah Indonesia, Malaysia dan Brunei Darussalam. HoB wilayah Indonesia membentang seluas 12.624.380 hektar di areal Pegunungan Muller dan Pegunungan Schwaner, adalah gugus pegunungan berhadap-hadapan di Jantung Borneo atau Heart of Borneo, mencakup Kalteng 2.466.000 hektar, Kaltim 6.137.000 hektar dan Kalbar 4.021.300 hektar. (*/mnk)
Sumber: http://www.pontianakpost.com/index.php?mib=berita.detail&id=95463
Ditemukan Suku Terasing
Friday, 26 August 2011
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
0 comments :
Post a Comment
Bagi anda yang ingin meninggalkan komentar dan tidak memiliki Akun, silahkan gunakankan Anonymous.
Anda boleh mengcopy sebagian atau seluruh isi blog ini dengan tetap mencantumkan alamat blog.
Terima kasih telah berkunjung
salam Hangat dari Admin Aneka Raga