Meski sudah diidentifikasi lebih dari 100 tahun lalu, macan dahan yang
ditemukan di Pulau Kalimantan dan Sumatera baru diketahui sebagai spesies
baru sejak akhir tahun lalu. Hasil tes DNA menunjukkan, macan dahan asal
Indonesia itu memiliki banyak perbedaan sifat genetik dengan macan dahan
sejenis yang tersebar di Benua Asia.
Mulai saat ini, Neofelis diardi menjadi nama spesies barunya. Sebelumnya
macan dahan Kalimantan disebut dengan nama spesies *Neofelis nebulosa diardi
*. Macan dahan pertama kali diidentifikasi pada tahun 1821 oleh naturalis
Inggris Edward Griffith dan diberi nama ilmiah Neofelis nebulosa. Sampai
sekarang, seluruh macan dahan yang banyak ditemukan di Asia diklasifikasikan
ke dalam satu spesies dengan beberapa varian subspesies.
Namun, tes DNA yang dilakukan di *National Cancer Institute* (NCI), AS
menunjukkan bahwa macan dahan di Kalimantan dan Sumatera memiliki 36
perbedaan sifat genetik dibandingkan macan dahan umumnya. Sebagai
perbandingan, singa dan harimau yang sama-sama kucing besar memiliki
perbedaan sifat genetik 56. Hasil penelitian yang dilakukan Valerie A.
Buckley-Beason dari Laboratorium Keanekaragaman Genom di NCI dan sejumlah
koleganya dilakukan terhadap 109 macan dahan yang hidup di wilayah berbeda.
Temuan ini telah dipublikasikan hasilnya di jurnal Current Biology pada 6
Desember 2006.
“Selama lebih dari 100 tahun kami melihat hewan ini dan tidak menyadari
bahwa ia unik,” ujar Stuart Chapman, koordinator Heart of Borneo, program
World Wide Fund (WWF) yang bertujuan menjaga kelestarian hutan di Pulau
Kalimantan. Macan dahan yang baru diklasifikasikan sebagai spesies baru itu
diperkirakan tersisa antara 5.000 hingga 11.000 ribu di Kalimantan dan
antara 3.000 hingga 7.000 di Sumatera.
Ia memiliki corak seperti awan yang kecil, corak bergaris ganda di punggung,
dan warna rambut berwarna abu-abu yang lebih gelap daripada spesies
sejenisnya. Sedangkan, macan dahan sejenis yang tersebar di Nepal, China
Selatan, dan Asia Tenggara memiliki corak awan besar, corak bergaris hanya
di dekat ekor, dan warna rambut yang cerah.
Neofelis diardi merupakan predator utama di Kalimantan yang masuk wilayah
Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam. Makanannya monyet, rusa, burung,
dan kadal. Ukuran gigi taring terhadap tubuhnya tergolong paling panjang di
antara kucing lainnya. Harapan hidupnya kini hanya tersisa di kawasan Heart
of Borneo, hutan tropis di bagian tengah Borneo seluas 220 ribu kilometer
persegi yang bulan lalu ditetapkan pemerintah Indonesia, Malaysia, dan
Brunei Darussalam sebagai kawasan konservasi. Sumber
ditemukan di Pulau Kalimantan dan Sumatera baru diketahui sebagai spesies
baru sejak akhir tahun lalu. Hasil tes DNA menunjukkan, macan dahan asal
Indonesia itu memiliki banyak perbedaan sifat genetik dengan macan dahan
sejenis yang tersebar di Benua Asia.
Mulai saat ini, Neofelis diardi menjadi nama spesies barunya. Sebelumnya
macan dahan Kalimantan disebut dengan nama spesies *Neofelis nebulosa diardi
*. Macan dahan pertama kali diidentifikasi pada tahun 1821 oleh naturalis
Inggris Edward Griffith dan diberi nama ilmiah Neofelis nebulosa. Sampai
sekarang, seluruh macan dahan yang banyak ditemukan di Asia diklasifikasikan
ke dalam satu spesies dengan beberapa varian subspesies.
Namun, tes DNA yang dilakukan di *National Cancer Institute* (NCI), AS
menunjukkan bahwa macan dahan di Kalimantan dan Sumatera memiliki 36
perbedaan sifat genetik dibandingkan macan dahan umumnya. Sebagai
perbandingan, singa dan harimau yang sama-sama kucing besar memiliki
perbedaan sifat genetik 56. Hasil penelitian yang dilakukan Valerie A.
Buckley-Beason dari Laboratorium Keanekaragaman Genom di NCI dan sejumlah
koleganya dilakukan terhadap 109 macan dahan yang hidup di wilayah berbeda.
Temuan ini telah dipublikasikan hasilnya di jurnal Current Biology pada 6
Desember 2006.
“Selama lebih dari 100 tahun kami melihat hewan ini dan tidak menyadari
bahwa ia unik,” ujar Stuart Chapman, koordinator Heart of Borneo, program
World Wide Fund (WWF) yang bertujuan menjaga kelestarian hutan di Pulau
Kalimantan. Macan dahan yang baru diklasifikasikan sebagai spesies baru itu
diperkirakan tersisa antara 5.000 hingga 11.000 ribu di Kalimantan dan
antara 3.000 hingga 7.000 di Sumatera.
Ia memiliki corak seperti awan yang kecil, corak bergaris ganda di punggung,
dan warna rambut berwarna abu-abu yang lebih gelap daripada spesies
sejenisnya. Sedangkan, macan dahan sejenis yang tersebar di Nepal, China
Selatan, dan Asia Tenggara memiliki corak awan besar, corak bergaris hanya
di dekat ekor, dan warna rambut yang cerah.
Neofelis diardi merupakan predator utama di Kalimantan yang masuk wilayah
Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam. Makanannya monyet, rusa, burung,
dan kadal. Ukuran gigi taring terhadap tubuhnya tergolong paling panjang di
antara kucing lainnya. Harapan hidupnya kini hanya tersisa di kawasan Heart
of Borneo, hutan tropis di bagian tengah Borneo seluas 220 ribu kilometer
persegi yang bulan lalu ditetapkan pemerintah Indonesia, Malaysia, dan
Brunei Darussalam sebagai kawasan konservasi. Sumber
0 comments :
Post a Comment
Bagi anda yang ingin meninggalkan komentar dan tidak memiliki Akun, silahkan gunakankan Anonymous.
Anda boleh mengcopy sebagian atau seluruh isi blog ini dengan tetap mencantumkan alamat blog.
Terima kasih telah berkunjung
salam Hangat dari Admin Aneka Raga