Makasih buat: Tuhan | Tanah Borneo | Kota Malang | Tanah Sintang |Bumi Puyang Gana | Kampus Tercinta | Anggi & Laras | Para Pembaca

jasa pembuatan blog. per blog kami memberikan harga spesial hanya Rp.250.000 Hub kami di HP 0813 4933 1313

Miki Hermanto. Powered by Blogger.
Widget by Katakan-Hey
Widget by Katakan-Hey
English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
JANGAN LUPA MENGISI JAWAB POLLING YANG KAMI SEDIAKAN DI SAMPING KIRI BLOG.. INI TERIMA KASIH

Hutan Adalah Darah dan Jiwa Dayak

Wednesday, 28 September 2011

Tanah, sungai dan hutan adalah 3 elemen terpenting yang memungkinkan sesorang hidup sebagai orang Dayak sejati. Selama berabad-abad 3 elemen ini telah membentuk sebuah identitas yang unik yang kita kenal sekarang sebagai orang Dayak. Orang Dayak dapat mempertahankan eksistensi dan cara hidup mereka yang khas dengan menerapkan 7 prinsip dalam menejemen sumber daya alam, yaitu :
  1. Kesinambungan
  2. Kolektivitas
  3. Keanekaragaman
  4. Subsistensi
  5. Organik
  6. Ritualitas
  7. Hukum Adat

Ke 7 prinsip ini dapat ditemui dalam sistem pengelolaan sumber daya alam pada semua sub suku Dayak. Secara konsisten orang Dayak menerapkan ke 7 prinsip ini sehingga terjadilah apa yang dicita-citakan banyak orang yakni sebuah sistem pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan. Para ahli mengemukakan bahwa Pembanguna berkelanjutan harus memenuhi sekurang-kurangnya 3 syarat, petama, secara ekonomis menguntungkan, kedua, secara ekologis lestari dan ketiga, secara budaya tidak merusak. Orang Dayak sesungguhnya telah menerapkan praktek pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan selama berabad-abad.
Hampir 80% masyarakat adat (Indigenous Peoples) Dayak di Kalimantan mata pencahariannya berladang. Berladang bukan sekedar untuk hidup tapi ladang turut membentuk peradaban orang Dayak. Karena dari membuka lahan hingga akhir panen ada aturan yang hatus ditaati, adatnya inilah yang membentuk kebudayaan Dayak. Tidak benar aktivitas ladang berpindah sama dengan kegiatan merusak hutan. Istitut Dayakologi menyebutkan bahwa sistem ladang berpindah itu sebagai sistem pertanian asli terpadu (integrated indigenous farming system). Bukan ladan gberpindah tetapi ladang bergilir. Sebab sistem perladangan dari masyarakat Dayak ini berladang dilahan lain untuk memberi kesempatan lahan lama itu cukup tua (10-15 tahun) yang nantinya akan mereka ladangi lagi. Sistem pertanian ini merupakan jawaban yang tepat bagi perjuangan mempertahankan kehidupan iatas tanah yang relatif kurang subur. Menurut Prof. Dr. Syarif Ibrhamim Alqadri dari FISIP Universitas Tanjungpura, sistem perladangan seperti ini tidak dapat dituding sebagai sumber kerusakan hutan. Daur perladangan sekitar 10-15 tahun secara teratur menyebabkan hutan subur berkelanjutan.
Aktifitas berladang tidak bisa terlepas dari hutan. Tanpa hutan, maka tidak akan ada ladang. Dalam berladang lahan yang dibutuhkan tidak luas maksimal hanya 1,5 hektar, setelah panen ladang ditanami pepohonan seperti karet, tengkawang, rotan, dan aneka jenis buah. Dalam waktu 10-15 tahun lahan tersebut telah berubah menjadi hutan kembali. Menanami ladang dengan pepohonan adalah wajib bagi setiap peladang. Kewajiban itu tidak terlepas dari adat yang dipegang oleh masyarakat Dayak. Jadi tidaklah mengherankan apabila hutan adalah eksistensi masyarakat Dayak.
Hutan bagi masyarakat Dayak merupakan dunia, sumber kehidupan. Kedudukan dan peran hutan seperti itulah yang mendorong masyarakat Dayak untuk memanfaatkan hutan di sekitar mereka dan sekaligus menumbuhkan komitmen untuk menjaga kelestariannya demi keberadaan dan kelanjutan hidup hutan itu sendiri. Untuk melakukan hal itu, masyarakat Dayak dibekali oleh mekanisme alamiah dan nilai budaya yang mendukung pemanfaatan hutan demi kelanjutan hidup dan pelestarian alam. Seperti penerapan 7 prinsip pengelolaan sumber daya alam yang telah disbutkan diatas.
Selain itu untuk memelihara, menjaga dan melindungi keberadaan hutan itu muncul dari perlakuan adat istiadat, peranan isntitusi adat dalam pengaturan sangsi dan denda serta mekanisme yang berkembang secara alamiah dari alam.
Hutan bagi masyarakat adat Dayak memang berperan sangat besar, ini terbukti dari sumber mata pencaharian mereka bersumber dari hutan (berladang), semua unsur kehidupannya juga bersumber dari hutan seperti bahan-bahan untuk membuat rumah panjang, semua didapat dari hutan. Seluruh bangunan berbahan kayu, tentu saja saat ini sudah banyak rumah panjang yang menggunakan seng sebagai atap rumah, paku baja sebagai pengikat dan pasak. Sebelum ada semua itu, bahan dasar pembuat rumah panjang dari kayu dan rotan. Demikian juga alat angkut, seperti sampan, lalu alat-alat rumah tangga seperti tikar, bakul dan alat-alat berperang seperti perisai, sumpitan, semua terbuat dari kayu.
Maka tidaklah mengherankan jika ada ungkapan yang mengatakan bahwa hancurnya hutan akan menghancurkan kehidupan ideologi, budaya, sosial, dan ekonomi masyarakat adat Dayak. Menurut Prof. DR Syamsuni Arman, seorang peneliti dari FISIP Universitas Tanjungpura, ada dua kekuatan besar yang akan mengubah drastis kebudayaan Dayak, yakni, pertama, perubahan ekologi hutan baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif sehingga hubungan sosial yang dibina diatasnya akan mengalami perubahan juga. Kedua, berubahnya orientasi orang Dayak sehingga ketergantungan mereka terhadap hutan makin berkurang.
Masyarakat adat Dayak dalam mengelola sumber daya alamnya meeka membagi wilayah mereka (Binua) kedalam beberapa bagian, seperti masyarakat adat Dayak Simpakng yang menunjukkan kearifan mereka dalam mengelola sumber daya alam seperti :
1. Proses Perladangan
Sistem perladangan (Uma – Dayak Simpakng, Umai – Dayak Iban, Muh- Dayak Mayau, Huma – Dayak Kanayatn, Lakau- Dayak Jalai, Lako – Dayak Krio dan Pawan) pada beberapa subsuku Dayak dilaksanakan melalui proses yang sangat arif dan bijaksana.
Pada masyarakat adat Dayak Simpakng sebelum mereka membuka hutan mereka melakukan upacara adat nudok angko tautn, yakni upacara adat membuka tahun, meminta ijin pada Duwata (Tuhan), kemudian dilanjutkan dengan ngusok/nurutn tagor yaitu survey calon kawasan ladang, dan meminta ijin pada Menkedum Jembalang Tonah dan Puyaknggana (Duwata pemilik hutan). Upacara ini juga untuk mengetahui tingkat kesuburan tanah, menghindari sumber mata air, pohon kayu madu, kayu damar, dan buah-buahan, serta menghindari tembawang dan tanah keramat.
Adapun tahapan perladangan masyarakat adat Dayak Simpakng adalah sebagai berikut :
  1. Musyawarah batas, maksudnya menentukan batas ladang dan meminta ijin pada pemilik diareal perladangan nantinya. Jadi harus ada mufakat dalam musyawarah tersebut.
  2. Minu (menebas), setelah mendapatkan lahan hal yang perlu dilakukan adalah penebasan. Alat yang digunakan seperti bore (parang), baliokng (beliung). Ketika melakukan penebasan tersebut lahan yang bersangkutan tiba-tiba dihinggapi oleh panginget/penyinyet (lebah madu) maka lahan itu harus segera ditinggalkan dan mencari lahan baru.
  3. Nobakng (menebang), dalam melakukan aktifitas ini ada beberapa aturan yangharus ditaati, yaitu tidak boleh mengenai usaha orang lain, jamih (bawas) orang lain, pohon madu, kebun, kampokng buah, keramat. Jika kejadiannya tidak desengaja maka yang bersangkutan harus segera memberitahukan kepada pemiliknya.
  4. Mpo ropa (masa pengeringan), masa ini berkisar antara 1,5 – 2 bulan, tergantung dari kondisi iklim. Bila panas terus menerus maka daun, ranting, dahan dan batang kayu akan cepat kering. Bila demikian maka ladang akan dibakar hangus (mosu). Hangus tidaknya sebuah ladang yang akan dibakar sangat menetukan tingkat kesuburan tanaman baik padi maupun tanaman sayur mayur lainnya.
  5. Miadakng (membuat sekat bakar), merupakan proses pembersihan disekeliling muh (ladang) yang sudah ditebang dengan tujuan agar api tidak menjalar ketempat lain.(me lada’ – Dayak Jalai, lale’ – Dayak Iban, watah – Dayak Hibun)
  6. Ngucol (membakar), setelah miadakng maka dilakukan pembakaran, namun sebelum dilakukan pembakaran semua warga yang ladang, kebun atau usaha lain yang berdekatan dengan ladang yang akan dibakar harus diberitahukan terlebih dahulu. Membakar juga harus berlawanan dengan arah angin, tidak boleh membakar dimusim angin kencang dan panas terik, dan biasanya pembakaran dimulai pukul 14.00 wib.
  7. Ngarorak, jika di hutan rimba setelah pembakaran selama minimal 3 hari tidak boleh keladang karena masih ada bara yang menyala. Ketika api sudah padam maka kayu yang tidak ahbis terbakar disingkirkan kegiatan inilah yang dinamakan ngarorak. Tumpukan kayu bekas bakaran itu namanya panok. Panok itu akan dibakar sebelum pulang pada pukul 18.00 wib. Areal bekas membakar panok itu akan subur untuk menanam cabe, jahe, kunyit, terong dan sebagainya.
  8. Tamurok (menanam padi), kegiatan penanaman padi ini biasanya dilakukan 2 orang seorang laki-laki yang membuat lobang diikuti dibelakangnya, seorang wanita, yang melakukan penanaman benih padi. Alat yang digunakan adalah tugal yang panjangnya 2,5 meter dengan diameter 3 cm ujungnya diruncingkan agak tumpul.
  9. Miobuh (merumput), sekitar 1,5 bulan setelah padi ditanam dilakukan pembersihan rumput diladang, tujuannya agar rumput tidak mengganggu pertumbuhan padi.
  10. Biti ampar kuning podi, setelah merumpun kegiatan berladang berhenti sampai masa panen tiba, masa 3 minggu- 1bulan digunakan untuk perbaikan jalan ke pondok, membuat tempat pemberhentian (mpadas/ mpalakng) sebelum padi di masukkan kedalam jurokng (lumbung). Mereka juga kadang menoreh karet untuk kemudian dijual kepasar.
  11. Ngotump (panen), padi yang dipanen ini harus benar-benar masak, jika belum maka padi itu akan cepat busuk jika disimpan, padi yang pertama masak diambil dan setiap anggota keluarga harus mencicipi berasnya. Sebelum panen ada upacara adat yang bernama mota dan ngamaru. Mota adalah upacara yang menyatakan bahwa panen akan dimulai dan ngamaru upacara pemberitahuan bahwa padi hasil panen itu akan dimakan oleh anggota keluarga.
  12. Gawe Tautn (upacara syukuran), upacara syukuranyang melibatkan seluruh warga di kampung yang bersangkutan. Didalamnya terdapat makan-makan bergendang (tarian), minum tuak, menari dan sebagainyadan upacara ini dilakukan di rumah bentang atau rumah panjang.
  13. Bacucok batonam (bersosok tanam), ladang yang baru dipanen padinya dinamakan jamih atau bawas. Jamih ini dapat diklasifikasikan menjadi 3, yaitu :
i. Jamih mongut (bawas muda dibawah 5 tahun)
ii. Jamih malakng (bawas yang subur berumur sampai 7 tahun)
iii. Jamih muntuh (bawas tua yang berumur 7-25 tahun)
Jamih bisa ditanami tanaman keras seperti karet, pohon madu, kayu belian, keladan, dan lain-lain. Sedangkan buah-buahan seperti diatn (durian), ramut (rambutan), duku, rosat (langsat), galimikng (belimbing), pakawe (sejenis durian), kunyet, sore, pinang, nyior, sireh, tuba, itu semua ditanam disekitar pondok (dango).
2. Pengelolaan Kebotn gotah buah janah
Kearifan masyarakat adat Dayak dalam mengelola sumber daya alamnya, yaitu menanam lahan bekas berladang dengan tanaman keras. Bibitnya telah disiapkan 6 bulan – 1 tahun sebelum panen berakhir. Bibit ini diambil dari lahan lain, ketika lahan ditinggalkan selama 7-10 tahun maka sudah siap dipanen.
3. Pengelolaan pohon madu
Pohon madu yang dimaksud adalah pohon yang biasa digunakan oleh lebah untuk membuat sarang. Pohon madu ini termasuk sebagai keramat pedagi (benda keramat)
4. Pengelolaan kawasan hutan cadangan
Kawasan hutan ini sangat dikeramatkan, ini merupakan hutan konservasi yang tidak boleh dimanfaatkan, termasuk sebagai tonah colap tarutn pusaka. Ciri kawasan jenis ini adlaah bukit atau gunung yang didalamnya terdapat banyak tanaman obat, tanaman langka, banyak binatang, sungai yang masih banyak ikan, dan terdapat aneka bahan bangunan, kawasan tersebut telah ditetapkan dan diwariskan secara turun temurun dan pengelolaannya diatur dalam hukum adat. Biasanya kayu boleh diambil untuk keperluan hidup bukan untuk diperjualbelikan.
5. Pengelolaan keramat
Masyarakat adat Dayak selain memiliki wilayah keramat didaratan juga di lubuk sungai. Temapt seperti ini dipelihara, dilindungi dan dihormati oleh warga masyarakat. Didaerah tersebut tidak boleh ada kegiatan apapun kecuali upacara adat yang dilakukan 3 kali dalam setahun.
6. Pengelolaan Tembawang
Kawasan ini adalah bekas lahan yang telah ditinggalkan selama 5-10 tahun ditandai dengan banyak tanaman keras dan juga beberapa bekas perabot rumah tangga. Tembawang dapat diklasifikasikan dalam beberapa jenis, yaitu :
  1. Tembawang rumah/ kambokng, terdapat dirumah
  2. Tembawang dango, terdapat disekitar pondok ladang 2-5 tahun yang lalu.
  3. Tembawang dukoh, terdapat disekitar pondok semi permanen yang pernah didiami antara 5-10 tahun.
  4. Tembawang bagant, terdapat di rimba, sempat didiami selama 3 minggu sampai sebulan kegiatan berburu.
7. Pengelolaan Jamih
Jamih adalah lahan bekas ladang, dan biasanya masih dirawat oleh pemiliknya karena akan diladangi lagi sekitar puluhan tahun lagi. Antara jamih dengan jamih lainnya ada batasan (bat) biasanya batasan ini berupa sungai, kayu yang tahan lama seperti kayu belian, bambu hidup, tanaman buah seperti durian atau angkabakng (tengkawang)
8. Pengelolaan are sungai
Air sungai merupakan sumber kehidupan lain bagi masyarakat adat Dayak. Agar air sungai dapat digunakan untuk masyarakat maka masyarakat Dayak tidak pernah berladang di tepi sungai, sehingga kayu yang berada di pinggir aliran sungai akan tetap ada yang berguna juga untuk pelindung dan penangkal erosi. Terkadang masyarakat Dayak melakukan ritual untuk menuba di aliran sungai tetapi meuba itu pun tidak boleh tiap hari. Ada upacara adat yang harus dilakukan sebelum melakukan penubaan
9. Mokatn tonah dan Nungkat Gumi
tujuan pelaksanaan adat ini adalah memulihkan kembali hutan kawassan adat yang dikelola oelh warga masyarakat adat. Upacara Nungkat Gumi dilakukan setiap 7 tahun sekali selama 7 hari 7 malam. Setelah upacara itu masyarakat melakukan pantakng ponti, dan selama masa pantangan itu tidak diperbolehkan memetik tanaman (balayo), me bia ikatn dari amun toruh tanyokng ka soju, toruh tanyokng ka soba (tidak boleh mengambil ikan tujuh tanjng kehilir dan kehulu dari sungai tempat mandi mereka), memotong atau makan hewan potongan, nyingor (bersiul), berpesta dan sebagainya.
Dari penjelasan diatas maka terlihat bahwa Masyarakat Adat Dayak mempunyai kearifan terhadap lingkungan yang sangat tinggi, walaupun terkadang mereka di tuding sebagai aktor perusak lingkungan karena mereka melakukan sistem pertanian dengan sistem ladang berpindah.
Bentuk partisipasi masyarakat adat adalah adanya usaha memetakan wilayah mereka, terutama yang berkaitan dengan wilayah adat mereka. Pemetaan partisipatif ini dilakukan mengingat masyarakat adat Dayak hidup sepenuhnya tergantung dari Hutan. Sehingga mereka merasa perlu untuk menata ulang dan menginventarisasi ulang kepemilikan sumber daya alam yang mereka miliki. Pemetaan wilayah adalah suatu kegiatan memetakan wilayah adat yang dilakukan oleh masyarakat adat. Selain memetakan peruntukan lahan yang disesuaikan dengan fungsinya, juga memetakan sumber daya alam (potensi) lainnya seperti hewan dan binatang yang terdapat di dalam hutan. Setelah dilakukan pemetaan tersebut maka dibeberapa daerah dilakukan pembentukan Sistem Hutan Kerakyatan (SHK). Pada SHK ini terdapat dua konsep yang menjadi satu kesatuan. Yakni „sistem hutan” dan „kerakyatan”. „Sistem hutan” artinya bahwa hutan dalam konsep SHK bukan sekedar tegakan kayu melainkan suatu sistem pengelolaan kawasan „wilayah hukum adat” yang elemen-elemennya terdiri dari kawasan kambokng (kampung/ pemukiman), muh, uma, mih, lakau, lako (ladang), kebont (kebun), rimma (rimba), tamakng (tembawang), karamat (keramat/tempat suci), kubor atau tamak (perkuburan), sunge (sungai), dano (danau). Dalam sistem hutan ini tedapat pembagian peruntukan lahan yang disesuaikan dengan fungsinya. Sistem hutan berfungsi sebagai penopang sistem kehidupan setempat dan sumber pengembangan kebudayaan setempat. Sebagai penopang sistem kehidupan, formasi sistem hutan alam memberikan prasyarat bagi berlangsungnya kehidupan masyarakat setempat dengan menyediakan air, menjaga kesuburan tanah, sumber makanan, dan lain-lain. Sistem hutan ini juga berfungsi sebagai sumber pengembangan kebudayaan, masyarakat setempat dengan kemampuan budi dan nalarnya mengembangkan pengetahuan, nilai-nilai, norma kepercayaan mereka pada setiap model pengelolaan hutan kawasan adat.
Kata „kerakyatan” menegaskan bahwa aktor utama dalam pengelolaan hutan adalah komunitas-komunitas lokal. Karena itu tujuan pengelolaan hutan adalah memberikan manfaat dan keuntungan sebesar-besarnya pada komunitas-komunitas lokal, dengan demikian akan terwujud pengelolaan hutan yang adil dan lestari.
Suatu kawasan layak dinamakan sistem hutan kerakyatan jika memenuhi 9 karakteristik. Karakteristik tersebut adalah sebagai berikut :
  1. Aktor utama adalah rakyat (masyarakat lokal)
  2. Lembaga pengelola dibentuk, dilaksanakan dan dikontrol secara langsung oleh rakyat.
  3. Memiliki penguasaan teritorial yang jelas.
  4. Interaksi antara masyarakat adat dengan lingkungannya sangat erat dan langsung. Ekosistem menjadi bagian yang penting dari sistem kehidupan rakyat setempat
  5. Pengetahuan lokal menempati posisi yang penting dan melandasi kebijaksanaan dan tradisi sitem pengelolaan hutan.
  6. Teknologi lokal adalah proses adaptasi yang dikuasai rakyat.
  7. Skala produksi tidak dibatasi, kecuali oleh prinsip-prinsip kelestarian (sustainability)
  8. Sistem ekonomi didasarkan pada kesejahteraan bersama dan keuntungan dibagi secara adil serta profesional.
  9. Keanekaragaman hayati mendasari berbagai bidangnya; dalam jenis dan genetis; pola budidaya dan pemanfaatan sumber daya; sistem ekonomidan lain-lain.

Aktor dari sistem hutan kerakyatan ini adalah masyarakat adat, karena mereka memiliki budaya, pengalaman dan pengetahuan sejak turun temurun dalam mengelola sumber daya alam hutan mereka. Hal ini bisa dilihat dari tahapan-tahapan yang mereka lakukan sebelum membuka ladang, kepercayaan mereka akan tanda-tanda alam serta penggunaan alat dalam mengelola sumber daya alam yang semuanya tidak merusak alam disekitar mereka.

Sumber: http://staff.blog.ui.ac.id


Larasati

Monday, 26 September 2011

Membaca Roman ini, saya seperti melihat film perang jaman revolusi dulu. Semuanya seperti nyata adanya. Kisah-kisah kepahlawanan ditulis dengan indah oleh Pak Pramoedya Ananta Toer. Kisah itu apa adanya. Layaknya kita masuk dalam medan peperangan itu. Tokoh Larasati (Dipanggil Ara) begitu kuat karakternya. Penuh amarah dan dendam yang membara kepada penjajah.
 Seperti ketika Ara sangat jengkel dengan Opsir Belanda, yang memporak porandakan rumahnya. "binatang! Anjing! Serigala!, ia menangis terisak-isak."Apa gunanya memaki?Mereka memang anjing, mereka binatang,"Lasmidjah (Ibu Ara) meneruskan."Dulu bisa mengadu. Dulu ada pengadilan. Dulu ada polisi, kalau duit kita dicolong tetangga kita. Apa sekarang? Hakim-hakim , jaksa-jaksa yang sekarang juga nyolong kita punya. Siapa mesti mengadili kalau hakim dan jaksa sendiri pencuri?" .
 Sungguh kata-kata dalam Roman itu begitu menusuk hati .Yang sampai sekarang juga masih bisa terasa, Larasati adalah seorang artis panggung dan bintang film yang cantik pastinya. Ini kisah perjalanan seorang perempuan yang ikut berjuang di medan perang. Bersama dengan sahabat-sahabar yang ingin merebut kemerdekaan dari tangan penjajah.
 Sungguh kisah yang sangat menggugah, Tak terbayangkan kalau generasi millenium sekarang ikut merasakan peperangan. Tapi dari membaca buku Larasati, kita seakan ikut merasakan amarah, dendam, kemunafikan yang tertulis dengan gamblang dan penuh gejolak. Dan akan muncul nasionalisme dalam diri kita kaum penikmat kemerdekaan. Kita akan bisa menghargai darah dan air mata yang sudah tercurah buat tanah air kita dan menghargai sebuah hak merdeka. Berterima kasihlah kepada pahlawan yang gugur meskipun mereka tanpa nama. Karena mereka tidak memikirkan nama.


Korupsi Kehutanan di Kalimantan Rp 9 Triliun

Jakarta - Indonesia Corruption Watch (ICW) kembali unjuk gigi. Kali ini, LSM antikorupsi tersebut ke KPK untuk mengadukan dugaan korupsi praktik perkebunan ilegal di Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah yang merugikan negara hingga Rp 9 triliun.

Pelaporan dilakukan oleh peneliti ICW Febridiansyah, Donal Fariz, dan Tama S Langkun di Gedung KPK, Jl HR Rasuna Said, Kuningan, Jaksel, Senin (26/9/2011).

"Saat ini setidaknya ada dua sektor yang dominan terhadap kejahatan kehutanan, yaitu perkebunan kelapa sawit dan pertambangan dalam kawasan hutan," kata Febri.

Menurut Febri, ICW bersama Save Our Borneo (SOB) telah melakukan kajian terkait persoalan korupsi di sektor kehutanan pada dua Provinsi di Kalimantan, yakni Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah.

Kajian ini fokus pada 4 kabupaten, yaitu: Kalimantan Barat (Sambas, Ketapang, dan Bengkayan) dan Kalimantan Tengah di Kabupaten Seruyan.

"Hasilnya cukup mengejutkan, karena total kerugian negara dari 4 kabupaten tersebut mencapai Rp 9.146.223.897.000,00," ujarnya.

Dalam menghitung total kerugian negara tersebut, ICW, SOB dan KRB menggunakan 3 metode, yakni nilai kerugian negara dari tegakan kayu yang hilang, persentase nilai kerugian negara dari penerimaan PSDH (Provisi Sumber Daya Hutan) dan nilai kerugian negara dari penerimaan DR (Dana Reboisasi).

"Hasil kajian ICW, KRB dan SOB menemukan setidaknya 7 perusahaan yang diduga melakukan aktivitas penyerobotan kawasan hutan untuk kepentingan bisnis kelapa sawit di daerah Sambang, Ketapang dan Bengkayan," jelasnya.

Tidak jauh berbeda, di Kalimantan Tengah terjadi hal yang sama. Namun saja modusnya yang sedikit agak berbeda.

Di Kabupaten Seruyan, Oknum pejabat dengan Inisial DA diduga membentuk perusahaan-perusahaan 'boneka' untuk memberikan izin lokasi kepada perusahaan-perusahaan tertentu.

Karena itu, ICW cs meminta agar KPK melakukan proses hukum serius terkait praktik korupsi kehutanan ini. Lalu, KPK juga menempatkan strategi pengembalian kerugian keuangan negara yang hilang akibat kasus ini.

"Ketiga, agar pemerintah dan kementerian yang berwenang melakukan koreksi dan evaluasi terhadap perusahaan-perusahaan yang diduga melanggar ketentuan hokum dalam penerbitan izin atau konsensi kehutanan," kata dia.

Sumber: http://www.detiknews.com


Nada Dering Bahasa Dayak & Melayu Sintang

Friday, 23 September 2011

Kadang kita juga bosan dengan nada dering bawaan pabrik ponsel kita, nah mumpung sudah banyak hasil karya teman-teman kita yang kreatif namun masih sedikit yang memilikinya berikut ini saya akan membagikan buat teman-teman semua linknya. kalian bisa download sendiri ya... heeeee...
ok ga perlu basa-basi lagi langsung saja ke TKP
  1. kalo yang ini nada daringnya menelpon operator minta NSP sambil marah marah  Download
  2. kalo yang berikut ini juga menelpon operator namun yang ia tanyakan harga kulat getah (harga karet) Download
  3. yang berikut ini pacarnya nelpon tapi dijawab ngaur sambil bilang kalau ia sudah ada istri Download
  4. yang ini suara sape (musik dayak) Download
cukup segitu dulu ya.. kapan-kapan aku tambah lagi yang lebih asik dan lucu


Beasiswa untuk Si Miskin

SALAH satu persoalan pendidikan yang dihadapi bangsa Indonesia adalah masih tingginya angka putus sekolah. Berdasar data Badan Penelitian Pengembangan (Balitbang) Kementerian Pendidikan Nasional 2008 di tingkat SMA dan SMK ada sekitar 412,1 ribu siswa yang terpaksa berhenti sekolah. Penyebabnya adalah kemiskinan. Kemiskinan tersebut menjadi salah satu alasan masyarakat untuk tidak mengenyam pendidikan. Ini, mengingat biaya pendidikan makin tinggi, baik langsung ataupun tidak langsung. Biaya langsung dikategorikan seperti iuran sekolah, pakaian, buku, seragam serta alat tulis.
    Orangtua siswa, pasti banyak mengeluarkan uang untuk biaya pendidikan anaknya. Setelah membelikan perlengkapan seragam sekolah, mereka juga harus memikirkan uang yang akan dikeluarkan setiap semester. Tidak semua orangtua siswa yang bersekolah di SMK SMA memiliki penghasilan yang memadai untuk membiayai anaknya. Namun, demi kepentingan anaknya, mereka nekat mendaftarkan anaknya mewujudkan wajib belajar sembilan tahun. Para orangtua siswa berani menyekolahkan anaknya, karena mereka berharap ada bantuan keringanan dari sekolah bagi yang kurang mampu. Seperti diutarakan Ny Ratih,
mekanisme alokasi jatah tersebut dilakukan dengan tahapan. Dinas Pendidikan Prov menetapkan kuota yang didasarkan data siswa miskin dari kabupaten kota per tahun pelajaran. "Data tersebut berdasar dari dinas pendidikan kota dalam  menentukan jumlah murid di sekolah, jumlah murid dari keluarga kurang mampu, besar iuran madrasah, jatah ibukota ke kabupaten kota, dan indikator lokal lainnya. Sedangkan Dinas Pendidikan Kota mempunyai data itu dari masing-masing sekolah yang menyetor data siswa miskinnya
Adapun yang menjadi acuan sekolah dalam menentukan siswa miskin, yakni siswa berasal dari keluarga kurang mampu, jarak tempat tinggal jauh dari madrasah. "Selain itu, si siswa memiliki lebih dari tiga saudara yang berusia sekolah, serta pertimbangan lain semisal memiliki kelainan fisik, korban musibah berkepanjangan, anak dari korban PHK, dan indikator sejenisnya. Dalam menentukan itu, orangtua siswa perlu menunjukkan bukti surat keterangan tidak mampu dari lurah setempat. "Yang terpenting berdasarkan dari beberapa keterangan di atas
Mengenai prosedur pencairannya, akan dikirim ke rekening sekolah --sesuai jatah-- berdasarkan jumlah siswa miskin dari Dinas Pendidikan Provinsi, baik untuk kabupaten maupun kota. Salah satu sekolah yang menyalurkan beasiswa miskin itu mengaku telah menjalankan sesuai prosedur yang diberikan oleh Dinas Pendidikan Kota setempat.
Alur Pengurusan Beasiswa Miskin:
- Orangtua siswa bisa mengajukan langsung ke sekolah
- Sekolah meminta beberapa bukti surat keterangan tidak mampu
- Sekolah memproses dan mengumpulkan data
- Sekolah mengirim data anak ke dinas pendidikan
- Disdik mengalokasikan jatah penerima
- Disdik mentransfer dana ke rekening sekolah
- Siswa mendapatkan bantuan beasiswa

Persyaratan dan Pertimbangan yang Diutamakan:
- Siswa berasal dari keluarga kurang mampu
- Jarak tempat tinggal jauh dari sekolah
- Memiliki lebih dari tiga saudara yang berusia sekolah
- Pertimbangan lain; ada kelainan fisik, korban musibah berkepanjangan, anak dari korban PHK, dan 
  indikator sejenisnya.
- Bantuan dicairkan setiap semester


Hati terketuk jiwa menangis, mari berbagi

Monday, 19 September 2011

Bila hari ini kita hidup penuh dengan keindahan karna kita dapa melihat indahnya dunia. itu patut kita syukuri beribu kali karna kita sangat beruntung, bayangkan bagaimana jika kita tidak dapat melihat indahnya dunia ini ditambanh lagi harus menghidupi keluarga? itulah yang di alami saudara kita Pak Partai  seorang tunanetra yang 16 tahun silam mempersunting pasangannya yang juga tunanetra, sehari-hari ia menafkahi keluarganya dengan tanpa penglihatan dan bekerja sebisanya saja, tinggal di gubuk yang sangat memperhatikan basah kuyup ketika hujan, berangin bahkan tidak jarang atap rumahnya ambruk ketika angin kencang. keluarga yang tinggal di Dusun Belungai Desa Semuntai Kecamatan Sepauk Kabupaten Sintang Propinsi Kalimantan Barat tidak pernah menyerah dengan beratnya hidup. tidak pernah ia memminta minta dan mengantungkan hidupnya pada orang lain jarih payah dan hasil keringat sendirilah yang ia makan, ironisnya pemerintah kurang respek dengan keadaan pak partai yang seharusnya menjadi perhatian ini. dalam kesempatan ini kami mengundang Sdr/i untuk mengulurkan bantuan anda ke rekening  CU (Credit Union) sintak di Kopdit Bina Masyarakat (Kopdit Bima) dengan 
  1. Nomor Rekening Sp 02027
  2. Atas nama pak Pertai, 
  3. Kantor Cabang Sepauk di Desa Genis Jaya jln Sintang Pontianak. 
atau dari cabang-cabang CU (Credit Union) Kopdit BIMA di seluruh kalimantan Barat. berapapun yang kita sisihkan tidak berarti bagi kita namun sangat berharga bagi beliau sekeluarga. besar harapan kami anda bisa berbagi. 

Pak Pertai dan Gubuknya 

Gubuk Pak Pertai tampak dari depan


Dokumentasi oleh : Atang Sinu


Transportasi lumpuh total, pemerintah buta tuli

Friday, 16 September 2011

Transportasi jalur SKPH (kecamatan sepauk) lumpuh total akibat terbengkalainya jalan di kawasan tersebut. dan parahnya lagi jalur yang mejadi akses keluar masuk tidak kurang dari 7 desa ini  di lintasi alat-alat berat milik perusahan sawit. jangankan di lewati dengan mobil, motor saja sudah sulit-sulit untuk melintas, kurang tanggapnya pemerintah akan infrakstruktur membuat kondisi jalan semakin parah lebih-lebih jika musim penghujan. memiliki jalan bebas genanggan air dan berlumpur menjadi barang yang sangat mahal bagi masyarakat sintang secara khusus dan kalimantan pada umumnya, hal ini berbanding terbalik dengan pulau lain yang tingkat pendapatan daerah lebih kecil dari kalimantan, infrastruktur lebih di utamakan. kurangnya perhatian pemerintah pada sektor infrastruktur membuat perekonomian masyarakat lamban berkembang atau malah lebih menurun hal itu dikarenakan sulitnya menjual hal bumi di kawasan sepauk dan sintan secara umum. pemerintah seolah-olah buta dan tuli melihat kondisi jalan yang ada di depan mata mereka bahkan tidak jarang para pejabat daerah melintas di sana. akankah kondisi ini terus berlanjut sampai puluhan tahun lagi, atau mungkin masyarakat kalimantan tidak akan pernah melihat jalas mulus sampai peradaban manusia hilang.

 
Kondisi jalan di SKPH (kec. Sepauk)

 Beginilah jadinya kalau jalan sulit dilintasi, truk harus terbalik bukan lantara ngebut tapi jalan yang rusaklah penyebabnya

sebelum melintas harus pilih jalan dulu. jangan sampai salah pilih. resikonya ga bisa mundur... kalau suda gitu bakalan kejebak dech


BIJI KARET HASILKAN BIODISEL

Thursday, 15 September 2011

Karet bukan tanaman asing bagi masyarakat Indonesia. Demam penanaman karet di Indonesai dimulai pada abad ke-19. Ketika itu para pedagang pesisir Sumatera dan Kalimantan yang singgah di Malaka tertarik dengan pembukaan perkebunan karet disana. Mereka kemudian membawa pulang biji-biji karet untuk ditanam di kampungnya.
Pada masa itu, penduduk umumnya membudidayakan karet sambil menanam padi. Jika tanah yang olah kurang subur, mereka pindah mencari lahan baru. Namun, mereka tetap memantau pertumbuhan karet yang telah ditanam secara berkala hingga dapat dipanen. Karena itu, sebagian besar perkebunan karet di Indonesia merupakan milik rakyat.
Tradisi menanam karet ini berlangsung hingga sekarang. Daerah yang merupakan pusat perkebunan karet  nasional adalah Sumatera Selatan, Jambi, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Selatan.Seperti komoditas lain, tinggi rendahnya harga karet menjadi insentif petani untuk memelihara tanaman karetnya. Sayangnya harga karet bersifat fluktuatif.
Ini semua membuat posisi karet alam kian sulit dan menjadi warning “kematian” masa depan karet alam. Adakah jalan keluar? petani karet miskin karena selama ini hasilnya hanya berorientasi pada getah. Padahal, bagian-bagian pohon karet bisa dimanfaatkan menjadi produk bernilai ekonomi. Kayunya misalnya, bisa dimanfaatkan untuk berbagai bahan perabotan atau mebeler.

Potensi ekonomi lainnya adalah biji karet. Selama ini biji karet hanya dibuang begitu saja seperti biji kapuk randu seolah-olah tidak ada nilainya. Padahal, biji karet amat potensial menjadi bahan baku biodiesel. Biji karet mengandung minyak lemak 40-50% bahan kering. Cuma, karena minyak biji karet memiliki angka iodium amat tinggi (132-141), akan menghasilkan biodiesel berangka setan tidak memenuhi syarat (<51). Namun, bukan berarti minyak lemak dari biji karet tidak bisa dimanfaatkan.
Minyak lemak dari biji karet bisa menjadi bahan pencampur (blending) yang baik untuk menaikkan iodium minyak lemak yang memiliki iodium yang rendah. Biodisel yang dibuat dari minyak sawit, minyak inti sawit, dan minyak kelapa misalnya, sekalipun berangka setan memuaskan dan bertitik kabut memenuhi syarat SNI (maksimum 18 derajat celcius) masih membutuhkan penyesuaian jika hendak dipakai atau di ekspor ke wilayah atau negara dingin atau negara yang memiliki empat musim.
Penyesuaian ini bisa berupa, pertama pembubuhan aditif penurun titik kabut. Atau kedua, pencampuran biodiesel berangka iodium 70-100 atau mungkin lebih baik lagi dilakukan pencampuran (blending) minyak-minyak bahan mentah lain sebelum dikonversi ke biodiesel.
Bersama minyak kemiri (Aleurites moluccana, angka iodium=136-167) dan minyak biji  tembakau (Nicotiana Tabacum, angka iodium=129-142), minyak lemak biji karet (Havea brasilinesis, angka iodium=132-141) merupakan kandidat yang baik untuk menjadi pencampur biodiesel sawit. Dengan cara ini terbuka peluang bagi para petani karet untuk meraih pendapatan tambahan.
Ada lima kebijakan dalam mendukung pengembangan karet. Pertama, peningkatan produktivitas dan mutu melalui peremajaan karet partisipasif dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan. Kedua, pengembangan industri hilir dan peningkatan nilai tambah. Ketiga, fasilitasi dukungan penyedia dana, seperti subsidi bunga.
Keempat, pemberdayaan petani dan petugas. Kelima, pemantapan kelembagaan yang berkaitan dengan pengembangan tanaman karet, termasuk lembaga penelitian, penyuluhan, dan pembinaan petani. Program ini menargetkan ada pembukaan 50.000 hektar kebun karet baru tiap tahun  hingga 2010. Sedangkan untuk peremajaan, ditargetkan seluas 250.000 hektar kebun rakyat bisa kembali selama lima tahun.


Penghuni barak tidak permisi penduduk resah

Wednesday, 14 September 2011

Perekrutan tenaga kerja dari luar daerah menjadi pilihan bagi sebuah perusahaan sawit menanamkan investasinya di wilayah SKPH kecamatan sepauk, para tenaga kerja tersebut di tempatkan dibarak-barak milik perusahaan yang tersebar di penjuru strategis perkebunan kelapa sawit di dusun sempatang, desa sirang setambang saja ada tidak camp penampungan tenaga kerja. dari hal pantauan di lapangan dan laporan dari beberapa peduduk setempat keberadaan barak ini sungguh meresahkan bagi penduduk sekitar pasalnya mereka datang tanpa permisi kepada masyarakat sekitar maupun kepada perangkat desa setempat dalam hal ini RT/RW. "kedatangan para tenaga kerja itu memang meresahkan dan mereka tidak ada permisi dengan kami selaku penduduk sini, masa harus kami yang datang ke barak mereka." ungkap salah seorang warga yang tidak mau disebutkan namanya, beberapa penduduk lain juga mengatakan sudah hampir satu tahun mereka berada di wilayah tersebut tidak pernah menyambanggi penduduk. Nanis salah seorang mandor di perkebunan kelapa sawit tersebut mengatakan bahwa dirinyalah yang akan bertanggung jawab atas keberadaan tenaga kerja tersebut " iya jika ada masalah pekerja ini dengan warga nanti saya saja yang ngurus" ungkap nanis dengan sangat yakin, namun yang terjadi di lapangan tidaklah demikian, tidak sedikit penduduk yang mengeluh misalnya penghuni barak sengaja mancing di kolam mandi rumah ladang milik pak Cerunu yang sebenarnya ikan-ikan tersebut sengaja di pelihara disana" darimana ikan biawan, Baung, kaloi bisa hidup sendirinya disini kalau tidak saya pelihara, kok malah dipancing tidak permisi lagi apa itu bukan mencuri?" paparnya.
dari pengamatan kami di lapangan memang harus ada sosialisasi terlebih dahulu dari pihak perusahaan kepada masyarakat sekitar  bukan asal menempatkan karyawan agar tidak saling mencurigai dan saling tuduh, sebab hal seperti ini sangat rentan bahkan bisa berakibat fatal bagi para tenaga kerja maupun bagi penduduk setempat mengingat tingkat pendidikan disana masih rendah dalam pemahaman perbedaan.


Potret Petani Karet di kalimantan Barat

Sunday, 11 September 2011

Kebutuhan karet dunia semakin hari semakin meningkat, demikian juga hasil produksi karet dan petani karet dikalimantan barat semakin meningkat namun peningkatan itu tidak diimbangi dengan harga. permainan pasar membuat harga karet tidak pernah stabil, seperti beberapa waktu lalu antara bulan november 2010-januari 2011 harga karet petani mencapai Rp.20.000-Rp.25.000/kg. namun pada bulan februari -April 2011 harga karet jatuh mencapai harga terendah yaitu berkisar antara Rp.5.000-Rp.8.000/kg. penurunan harga karet yang sangat signifikan  ini tidak pernah di tanggapi oleh pemerintah, seharusnya pemerintah melakukan operasi pasar karet, mengingat masyarakat kalimantan barat pada umumnya menggantungkan hidup mereka pada karet, baik untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari hingga untuk membiaya pendidikan anak-anak mereka. pemerintah tidak boleh memandang petani karet hanya sebelah mata, karna hampir semua sektor dan kebutuhan kita sehari-hari terbuat dari bahan karet, dengan demikian permintaan pasar akan karet akan terus meningkat. dinas pertanian dan dinas kehutan di kalimantan barat menyiasati mengurangi tingkat kebakaran hutan dikalimantan dengan membuat program hutan karet, program ini memang terbukti mampu menurunkan tingkat kebakaran hutan namun pemerintah juga harus memperhatikan harga jual karet yang menjadi mata pencarian masyarakatnya. jeleknya infrastruktur transportasi juga menjadi penyebab ketidakstabilan harga karet. karna butuh biaya yang besar untuk mengangkut karet dari desa ke kota, dan diperparah lagi dengan kurangnya pabrik karet yang mengelola melimpahnya hasil karet yang menyebabkan tingginya penumpukan karet di gudang-gudang pabrik
Tampak seorang warga sedang menjual karet
Beginilah kehidupan petani karet
Hasil produksi karet yang melimpah



Tutorial Javascript - More Forms

Tuesday, 6 September 2011

In the last part I explained a few of the things you can do using forms. In this, the final part, of the JavaScript tutorial I will explain how you can do some other things with your JavaScript forms.

Using The Submit Button

The most common use of forms is to submit data to a script so that it can be processed. This is fine if you are using CGI to do a mailto form or something like that, but if you just want to run a piece of JavaScript from a form you will need to do things a little differently. The first part you must learn about is the return false; attribute. It can be used as follows:





You can try it out below:


What this code does is tell the JavaScript that when the form is submitted it should do nothing. This stops Netscape from refreshing the page (as it would do if there was just a submit button and the form had no action). Now what you can do is to call a function using the submit button:




Which will tell the browser to run the function 'MyFunction' when the Submit button is clicked. You can, of course, use this without the:

return false;

part. This would be useful if, for example, you want to validate a form before it is sent to a CGI script. You would include the form's action as normal. Then, in the onSubmit part you would call your function to check what had been entered.

Checkboxes

Checkboxes and radio buttons are two of the remaining form items. First I will cover checkboxes.

Checkboxes have two possible values:

Unchecked Box
Checked Box


As there are only two possible values, the JavaScript to refer to a checkbox is slightly different to that of a text box. In the example below the checkbox has been given the name my_checkbox and is in the form example1.

if(window.document.example1.my_checkbox.checked=true)
{
alert('The box is checked!')
}
else
{
window.document.example1.my_checkbox.checked=true;
alert('The box was not checked so I have checked it!');
}

I will now explain what this code does. It will check the value of the checkbox. If the value is ture (which means the checkbox is checked) then it will display an alert box which will tell you the box is checked. If it is not checked it will check the box (put a checkmark in it) and tell you what it has done.

If, of course, you want to check or refer to the unchecked value of a checkbox the code would be:

window.document.example1.my_checkbox.checked=false;

Remember that, when refering to check boxes you do not need to inclose true or false in quotations.

As with all other form objects you can use onBlur, onChange and onFocus.

Radio Buttons

Radio buttons are usually found in groups like this:

Blue
Red
Green


Only one button in the group can be checked at a time. Radio buttons work in exactly the same way as a checkbox, having a .checked property which can either be true or false.

Selects and Menus


The two remaining form elements are selects and menus. I will cover menus first. Menus are drop down boxes with several options in them (they are mainly used for things like selecting your country on a form). Selects are really just menus with multiple lines and scrollbars. To show how they work I will show you a quick example of a menu in action and the code for it. For a select box I would just change the height propery. To see the example click here. The code used is below:





What this code is doing is, when the select is changed it is telling the page in the browser to change its location to the value of the select box. The location of the document is accessed using:

window.document.location

As you can see, this is could be very useful, both for getting feedback from visitors and for redirecting them (as in the example above).

Conclusion

In this tutorial I covered some of the most important parts of JavaScript and now you should be able to start writing some quite advanced scripts. There is still a lot of JavaScript left to learn with many more advanced commands. In the future I will do a tutorial on this. One way of improving your skills, though, is to look at the code of other people's pages that use JavaScript. Don't steal them but you can learn more about the language by doing this.

Sumber: Look


Tutorial Javascript - Forms & Functions

Changing The Value Of A Text Box

Before you can manipulate text boxes you must first know how to create a form and how to create a text box in HTML. I will quickly explain this.

Forms for JavaScript are slightly different to standard ones as they do not require any information or script to handle them. You can do everything by just giving the form a name (although later you may want to add the other information so that you can also have the form submitted):




In this form you can place a text box using:



Once you have this you can create your first JavaScript to refer to a form:


Move the mouse over here to add some text to the box

This is done very easily using the onMouseOver property of the link. It can refer to the text box as follows:

window.document.example1.first_text.value='Hi there';

This tells the browser to put 'Hi there!' into the value of the item called 'first_text' in the form called 'example1'.

You can also do this with multiline text boxes. You can use
/n
to start a new line.

In this section, you have learnt the most important part of this lesson, how to refer to an item in a form.

Events

Just like links, you can set events for items in a form. They are:

onBlur - Happens when the cursor is moved out of the field
onFocus - Happens when the cursor is moved into the field
onChange - Happens when the field is changed and the cursor moves out of it

These are placed into the code as part of the form's item for example:



JavaScript Functions

JavaScript functions are very useful, and this seems an appropriate place to introduce them. They are pieces of JavaScript which can be declared at the top of your page and can then be referred to again and again in your code. You can even pass parameters to them and make them do different things.

Functions take the following form:

function functionname(parameters)
{

}

For a very basic function you need no parameters and it would be constructed like this (in the of the document):

function sayhi()
{
alert(Hi there!);
}

Then, anywhere in the text you could place this:

Say Hi

Which would display the alert whenever the mosuse passed over it. Unless you are repeating something many times, though, this will not seem particularly useful. This is where parameters become useful.

Parameters

Parameters are a very useful part of functions. They allow you to pass data to the function when it is called. Here is an example:

function say(what)
{
alert(what);
}

in the head, then:

Say Hi
Say Bye

What this is doing is the information in the brackets is passed to the function. In the brackets of the function is the word 'what'. This is telling the JavaScript to assign the information in the brackets to the variable what (the same as var what='something';). You can even do this with multiple pieces of information by separating th
em by commas.

As you can see functions and parameters are very useful.

Sumber: Look


Tutorial Javascript

Thousands of sites around the world use JavaScript but it is still not a particularly well known programming language (compared to HTML). If you have seen anything interactive on a website like a calculation, pop-up-window, some web counters and even some navigation systems then you have probably seen JavaScript.

Unfortunately, JavaScript has changed from being a language which improves web sites to a language which destroys them. This is because there are huge JavaScript sites which have thousands of scripts for download. These usually involve things which do not benefit a website at all, like status bar effects and scrolling text which do not add much to a website.

JavaScript must not be confused with Java. Java is a completely different programming language. It is usually used for text effects and games, although there are some JavaScript games around.

So why should you use JavaScript? Well, JavaScript can allow you to create new things on your website that are both dynamic and interactive, allowing you to do things like find out some information about a user (like monitor resolution and browser), check that forms have been filled in correctly, rotate images, make random text, do calculations and many other things.

In this tutorial I am assuming that you understand HTML.

What Do I Need?

You will not need any special hardware or software to write JavaScript, you can just use Notepad or any other text editor. You do not even need to have any special software on your webserver. JavaScript will run on any webserver anywhere! All you will need to do is make sure that you have at least a version 3 browser, as versions of Internet Explorer and Netscape Navigator before this do not support JavaScript, so you will not be able to see your creations.

Declaring JavaScript

Adding JavaScript to a web page is actually surprisingly easy! To add a JavaScript all you need to add is the following (either between the tags or between the tags - I will explain more about this later):



As you can see the JavaScript is just contained in a normal HTML tag set. The next thing you must do is make sure that the older browsers ignore it. If you don't do this the code for the JavaScript will be shown which will look awful.

There are two things you must do to hide the code from older browsers and show something instead:




As you can see this makes the code look a lot more complex, but it is really quite simple. If you look closely you can see that all that has been done is that the JavaScript is now contained in an HTML comment tag. This is so that any old browsers which do not understand


PHP Tutorial part III Loops And Arrays

Introduction

In the last parts of this tutorial I have showed you how to deal with text and variables in PHP and how you can use IF statements to compare them and to make decisions. In this part I am going to show you how to use another important part of PHP, loops.

The WHILE Loop

The WHILE loop is one of the most useful commands in PHP. It is also quite easy to set up and use. A WHILE loop will, as the name suggests, execute a piece of code until a certain condition is met.

Repeating A Set Number Of Times

If you have a piece of code which you want to repeat several times without retyping it, you can use a while loop. For instance if you wanted to print out the words "Hello World" 5 times you could use the following code:

$times = 5;
$x = 0;
while ($x < $times) {
echo "Hello World";
++$x;
}

I will now explain this code. The first two lines are just setting the variables. The $times variable holds the number of times you want to repeat the code. The $x variable is the one which will count the number of times the code has been executed. After these is the WHILE line. This tells the computer to repeat the code while $i is less than $times (or to repeat it until $i is equal to $times). This is followed by the code to be executed which is enclosed in { }.

After the echo line which prints out the text, there is another very important line:

++$x;

What this does is exactly the same as writing:

$x = $x + 1;

It adds one to the value of $x. This code is then repeated (as $x now equals 1). It continues being repeated until $x equals 5 (the value of times) when the computer will then move on to the next part of the code.

Using $x

The variable counting the number of repeats ($x in the above example) can be used for much more than just counting. For example if you wanted to create a web page with all the numbers from 1 to 1000 on it, you could either type out every single one or you could use the following code:

$number = 1000;
$current = 0;
while ($current < $number) {
++$current;
echo "$current
";
}

There are a few things to notice about this code. Firstly, you will notice that I have placed the ++$current; before the echo statement. This is because, if I didn't do this it would start printing numbers from 0, which is not what we want. The ++$current; line can be placed anywhere in your WHILE loop, it does not matter. It can, of course, add, subtract, multiply, divide or do anthing else to the number as well.

The other reason for this is that, if the ++$current; line was after the echo line, the loop would also stop when the number showed 999 because it would check $current which would equal 1000 (set in the last loop) and would stop, even though 1000 had not yet been printed.

Arrays

Arrays are common to many programing languages. They are special variables which can hold more than one value, each stored in its own numbered 'space' in the array. Arrays are extremely useful, especially when using WHILE loops.

Setting Up An Array

Setting up an array is slightly different to setting up a normal variable. In this example I will set up an array with 5 names in it:

$names[0] = 'John';
$names[1] = 'Paul';
$names[2] = 'Steven';
$names[3] = 'George';
$names[4] = 'David';

As you can see, the parts of an array are all numbered, starting from 0. To add a value to an array you must specify the location in the array by putting a number in [ ].

Reading From An Array

Reading from an array is just the same as putting information in. All you have to do is to refer to the array and the number of the piece of data in the array. So if I wanted to print out the third name I could use the code:

n
echo "The third name is $names[2]";

Which would output:

The third name is Steven

Using Arrays And Loops

One of the best uses of a loop is to output the information in an array. For instance if I wanted to print out the following list of names:

Name 1 is John
Name 2 is Paul
Name 3 is Steven
Name 4 is George
Name 5 is David

I could use the following code:

$number = 5;
$x = 0;
while ($x < $number) {
$namenumber = $x + 1;
echo "Name $namenumber is $names[$x]
";
++$x;
}

As you can see, I can use the variable $x from my loop to print out the names in the array. You may have noticed I am also using the variable $namenumber which is always 1 greater than $x. This is because the array numbering starts from 0, so to number the names correctly in the output I must add one to the actual value.

Sumber: Look


PHP Tutorial part II Java

I’ve gotten Java to run on webOS natively with a new set of Java SDL bindings. That means it just *might* time to start a new project. Read on for how it works and how you could help.


For a while I’ve been following an open source project called Avian. It’s a very lightweight and highly portable JVM that can run almost anywhere. Recently I tried a new build and was able to get the ARM port running on webOS!  This is good news because Avian can run pretty much any Java code if you supply it with the right runtime (it can optionally work with the OpenJDK libs).
Now, of course getting a command line app it run is not very interesting. Really we want to talk to the screen to make some real graphical applications. So that brings us to part two: SDL.
If you’ve been doing desktop programming for a while you’ve probably heard of SDL, the Simple DirectMedia Library. It’s a fairly low level graphics and audio API that runs pretty much everywhere, including on webOS.   But, of course, like many low level APIs it’s built in C. So if I want to use Java I need to some wrapper to call it.  The existing wrappers out there are very old and didn’t work well on Mac, so it was time to build my own.
Over the weekend I learned how to use Swig, a JNI wrapper generator and successfully ran my new SDL wrappers on Mac, Linux, and webOS.  Here’s a quick screenshot:

Screen Shot 2011 08 31 at 3 28 52 PM
it’s not much but it proves that everything is working.
So what’s the next step?  Honestly… I don’t know. I created this specifically to let me code Java on webOS, but the SDL bindings would probably be useful for cross platform desktop applications as well.  We could port Amino to it, or do some funky multitouch stuff. It would certainly be great for people creating games. I need your advice.
What would you like to do with this library? What higher level APIs would you like? If you have any ideas of what you’d do with this lib, or would like to contribute to the project (help on Windows compilation would be greatly appreciated),

Sumber: Look


PHP Tutorial part I

ntroduction

Up until recently, scripting on the internet was something which very few people even attempted, let alone mastered. Recently though, more and more people have been building their own websites and scripting languages have become more important. Because of this, scripting languages are becomming easier to learn and PHP is one of the easiest and most powerful yet.

What Is PHP?

PHP stands for Hypertext Preprocessor and is a server-side language. This means that the script is run on your web server, not on the user's browser, so you do not need to worry about compatibility issues. PHP is relatively new (compared to languages such as Perl (CGI) and Java) but is quickly becomming one of the most popular scripting languages on the internet.

Why PHP?

You may be wondering why you should choose PHP over other languages such as Perl or even why you should learn a scripting language at all. I will deal with learning scripting languages first. Learning a scripting language, or even understanding one, can open up huge new possibilities for your website. Although you can download pre-made scripts from sites like Hotscripts, these will often contain advertising for the author or will not do exactly what you want. With an understanding of a scripting language you can easily edit these scripts to do what you want, or even create your own scripts.

Using scripts on your website allows you to add many new 'interactive' features like feedback forms, guestbooks, message boards, counters and even more advanced features like portal systems, content management, advertising managers etc. With these sort of things on your website you will find that it gives a more professional image. As well as this, anyone wanting to work in the site development industry will find that it is much easier to get a job if they know a scripting language.

What Do I Need?

As mentioned earlier, PHP is a server-side scripting language. This means that, although your users will not need to install new software, you web host will need to have PHP set up on their server. It should be listed as part of your package but if you don't know if it is installed you can find out using the first script in this tutorial. If you server does not support PHP you can ask your web host to install it for you as it is free to download and install. If you need a low cost web host which supports PHP I would recommmend HostRocket.

Writing PHP

Writing PHP on your computer is actually very simple. You don't need any specail software, except for a text editor (like Notepad in Windows). Run this and you are ready to write your first PHP script.

Declaring PHP

PHP scripts are always enclosed in between two PHP tags. This tells your server to parse the information between them as PHP. The three different forms are as follows:

PHP Code In Here
?>

PHP Code In Here
php?>



All of these work in exactly the same way but in this tutorial I will be using the first option (). There is no particular reason for this, though, and you can use either of the options. You must remember, though, to start and end your code with the same tag (you can't start with for example).

Your First Script

The first PHP script you will be writing is very basic. All it will do is print out all the information about PHP on your server. Type the following code into your text editor:

phpinfo();
?>

As you can see this actually just one line of code. It is a standard PHP function called phpinfo which will tell the server to print out a standard table of information giving you information on the setup of the server.

One other thing you should notice in this example is th
at the line ends in a semicolon. This is very important. As with many other scripting and programming languages nearly all lines are ended with a semicolon and if you miss it out you will get an error.

Finishing and Testing Your Script

Now you have finished your script save it as phpinfo.php and upload it to your server in the normal way. Now, using your browser, go the the URL of the script. If it has worked (and if PHP is installed on your server) you should get a huge page full of the information about PHP on your server.

If your script doesn't work and a blank page displays, you have either mistyped your code or your server does not support this function (although I have not yet found a server that does not). If, instead of a page being displayed, you are prompted to download the file, PHP is not installed on your server and you should either serach for a new web host or ask your current host to install PHP.

It is a good idea to keep this script for future reference.


Sumber: Look